Lingkungan Sosial Budaya


Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial. Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia atau homo sapiens, sama seperti makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang sistem kehidupan. Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat secara berkelompok membentuk budaya.

Pemahaman tentang hidup dan kehidupan, itu tidak mudah. Makin banyak hal yang kita lihat tentang gejala adanya hidup dan kehidupan, makin nampak bahwa hidup itu sesuatu yang rumit. Pada individu dengan organisasi yang kompleks, hidup ditandai dengan eksistensi vital, yaitu: dimulai dengan proses metabolisme, kemudian pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, dan adaptasi internal, sampai berakhirnya segenap proses itu. bagi suatu individu. Tetapi bagi individu lain seperti sel-sel, jaringan, organ-organ, dan sistem organisme yang termasuk dalam alam mikroskopis, batasan hidup adalah tidak jelas atau samar-samar.

Kehidupan adalah fenomena atau perwujudan adanya hidup, yang didukung tidak saja oleh makhluk hidup (biotik), tetapi juga benda mati (abiotik), dan berlangsung dalam dinamikanya seluruh komponen kehidupan itu. Ada perpaduan erat antara yang hidup dengan yang mati dalam kehidupan. Mati adalah bagian dari daur kehidupan yang memungkinkan terciptanya kehidupan itu secara berlanjut.

Lingkungan hidup adalah suatu konsep holistik yang berwujud di bumi ini dalam bentuk, susunan, dan fungsi interaktif antara semua pengada baik yang insani (biotik) maupun yang ragawi (abiotik). Keduanya saling mempengaruhi dan menentukan, baik bentuk dan perwujudan bumi di mana berlangsungnya kehidupan yaitu biosfir maupun bentuk dan perwujudan dari kehidupan itu sendiri, seperti yang disebutkan dalam hipotesa Gaia. Lingkungan hidup yang dimaksud tersebut tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, oleh karena itu yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah lingkungan hidup manusia.

Belum ada definisi tentang lingkungan sosial budaya yang disepakati oleh para ahli sosial, karena perbedaan wawasan masing-masing dalam memandang konsep lingkungan sosial
budaya. Untuk itu digunakan definisi kerja lingkungan sosial budaya, yaitu lingkungan antar manusia yang meliputi: pola-pola hubungan sosial serta kaidah pendukungnya yang berlaku dalam suatu lingkungan ruang, yang ruang lingkupnya ditentukan oleh keberlakuan pola-pola hubungan sosial tersebut (termasuk perilaku manusia didalamnya), dan oleh tingkat rasa integrasi mereka yang berada di dalamnya. Oleh karena itu, lingkungan sosial budaya terdiri dari pola interaksi antara budaya, teknologi dan organisasi sosial, termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan perilakunya yang terdapat dalam lingkungan spasial tertentu.

Lingkungan sosial budaya terbentuk mengikuti keberadaan manusia di muka bumi. Ini berarti bahwa lingkungan sosial budaya sudah ada sejak makhluk manusia atau homo sapiens ini ada atau diciptakan. Lingkungan sosial budaya mengalami perubahan sejalan dengan peningkatan kemampuan adaptasi kultural manusia terhadap lingkungannya. lingkungan hidup berasal dari kata lingkungan dan hidup dalam kamus besar bahasa Indonesia yang di susun oleh tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa terbitan Balai Pustaka, 1984, lingkungan diartikan sebagai daerah (kawasan dan sebagainya), sedang lingkungan alam diartikan sebagai keadaan (kondisi, kekuatan) sekitar, yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku organisme.

Berdasarkan Sifatnya lingkungan hidup dibedakan menjadi 3 :

1.        Lingkungan Hidup Alami
Lingkungan hidup alami adalah lingkungan yang telah ada di alam tanpa adanya campur tangan manusia atau modifikasi manusia.Misalnya pada hutan hujan tropis,danau,laut.Lingkungan alami pun dibagi dua yaitu :
a.       Unsur Hayati (Biotik) : Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
b.      Unsur Fisik (Abiotik) : Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhka tanaman dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula.

Adapun jenis-jenis tanah sebagai berikut :
Tanah Humus, Tanah Pasir, Tanah Alluvial/Tanah Endapan, Tanah Podzolik, Tanah Vulkanik/Tanah Gunung Berapi, Tanah Laterit, Tanah Mediteran/Tanah Kapur, dan Tanah Gambut/Tanah Organosol.

2.        Lingkungan Hidup Binaan
Lingkungan binaan adalah lingkungan yang dibentuk,dimodifikasi,dikelola,dan ditentukan kondisinya oleh manusia guna memenuhi kebutuhan hidupnya.Lingkungan ini dibentuk karena adanya kemampuan manusia.Tujuan manusia membuat lingkungan hidup binaan adalah agar bias lebih efektif dan efesien dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.Hal ini disebabkan oleh faktornya bertambahnya penduduk semakin besar pula kebutuhan yang harus tersedia.
Ciri lingkungan hidup binaan :
a.       Seperti telah kita ketahui guna memenuhi kebutuhan hidupnya manusia merubah lingkungan hidup alami menjadi lingkungan hidup binaan
b.     Ciri ekosistem tidak mantap, karena selalu memerlukan subsidi energi dari luar.
c.    Ditinjau dari segi rantai nakanan dan piramida ekologi, maka ekosistem binaan merupakan ekosistem yang yang timpang
Manusia menyadari bahwa lingkungan mempunyai interaksi antar komponen dan juga keterbatasan kemampuan ( daya lenting ) lingkungan. Usaha manusia untuk memperpanjang usia lingkungan hidup dikenal dengan penciptaan lingkungan hidup binaan yaitu berusaha membentuk, memodifikasi, atau mengelola lingkungan hidup. Tujuan agar lingkungan hidup dapat normal kembali seperti semula yaitu memiliki keseimbangan ekologi. Prinsip penciptaan  lingkungan hidup binaan  misalnya  melakukan reboisasi hutan,pengelolaan air limbah agar bersih kembali  dan aman jika dibuang ke sungai.

Contoh yang sederhana dalam penciptaan lingkungan binaan  misalnya penanaman  pohon  di lingkungan komplek perumahan agar udaranya leebih segar, terlihat asri dan  nyaman. Seharusnya manusia terus-menerus melakukan upaya lingkungan binaan.  Namun kebanyakan, manusia tidak melakukannya sehingga banyak kerusakan  lingkungan di mana-mana. Hutan lebat dibabat seenaknya tanpa memikirkan penanaman kembali. Air bersih dipakai untuk industri tekstil, setelah tercemar  air tersebut dibuang ke sungai sehingga mencemari lingkungan.

Kegiatan manusia yang tidak menciptakan lingkungan binaan  mengakibatkan  dampak negatif terhadap lingkungan  alam. Bagaimana agar tidak rusak, manusia perlu merencanakannya dengan baik setiap akan membangun bangunan atau membuka hutanagar tidak mengganggu kelestarian lingkungan alami. Jika lingkungan binaan manusia tidak mampu mengembalikan keadaan lingkungan alami, lambat laun akan mempengaruhi keadaan sosial lingkungan sosial budaya manusia.

3.        Lingkungan hidup Sosial Budaya
Konsep tentang lingkungan hidup sosial, sepertiyang tercantum dalam UU no 4/1982, masih memerlukan perkembangan selanjutnya,  Menurut Kismandi MS (1989), Lingkungan hidup sosial adalah suatu kesatuan ruangan dengan sejumlah manusia yang hidup berkelompok sesuai dengan sesuatu keteraturan sosial dan kebudayaan bersama.
Lingkungan sosial budya merupakan lingkungan  hidup manusia yang melakukan interaksi dengan sesamanya. lingkungan  sosial budaya tidak terlepas dengan  lingkungan alam. banyak kerusakan lingkungan  alam akibat  interaksi antara manusia yang negatif , contohnya  peperangan yang mengakibatkan kerusakan alam secara langsung. kerusakan alam yang lainnya  seperti longgarnya aturan penegakan hukum  bagi perambah hutan dan penjaraah hutan.
Bentuk interaksi sosial yang dapat disaksikan dalam kehidupan  sehari-hari hanya dua kelompok  besar yaitu bentuk interaksi yang bersifat asosiasif dan yang bersifat disosiasif . Bentuk asosiasif adalah  interaksi sosial yang cenderung  menimbulkan dampak untuk saling bekerjasama,salin g meenghargai dan  saling memberi dan menerima. Adapun bentuk disosiasif menimbulkan persaingan, pertentangan dan pertikaian.
Bentuk pertentangan bermacam-macam mulai dari pertentangan pribadi, pertentangan rasial,pertentangan antar kelas-kelas sosial,pertentangan politik,dan pertentangan yang bersifat internasional. Semua pertentangan menimbulkan keadaan lingkungan sosial yang tidak nyaman
Dalam interaksi dengan lingkungan alam,manusia menempati posisi yang dominan karena manusia dikaruniai kemampuan budaya yang lebih bila dibandingkan dengan mahluk-mahluk lainya. Dengan kemampuan budayanya itu manusia mampu mengubah permukaan muka bumi Tentu saja setiap kelompok masyarakat memiliki tingkat budayanya masing-masing. Masyarakat yang telah maju dengan teknologi  tinggi mampu memanfaatkan lingkungan bagi kemakmuran hidupnya. Kebalikanya,kelompok manusia yang berkemampuan budayanya masih terbatas,pemanfaatan daya lingkungannya juga terbatas.


Hubungan Antara Lingkungan Hidup Alami, Lingkungan Hidup Binaan Dan Lingkungan Sosial

           
Manusia terdapat pada lingkungan hidup alami, lingkungan hidup binaan, maupun lingkungan hidup sosial. Berdasarkan pendekatan holistic dari ekologi manusia, maka M.Soeryani (1989) menganalisis adanya hubungan antara lingkungan hidup alami, binaan dan sosial sebagai berikut :
a.         Lingkungan hidup alami berubah secara drastis menjadi lingkungan hidup binaan.
b.        Lingkungan hidup binaan akan membentuk lingkungan hidup sosial.

Sedangkan lingkungan hidup sosial mempengaruhi tahap dan kondisi lingkungan hidup alami. Sebaliknya lingkungan hidup tergantung pada lingkungan hidup alami. Lingkungan hidup alami akan menunjang dan membentuk lingkungan hidup sosial. Pada lingkungan hidup binaan manusia berstatus sebagai subjek yang berperan dalam merubah lingkungan hidup alami sesuai kebutuhan.

Lingkungan sosial budya merupakan lingkungan hidup manusia yang melakukan interaksi dengan sesamanya. lingkungan sosial budaya tidak terlepas dengan lingkungan alam. banyak kerusakan lingkungan alam akibat interaksi antara manusia yang negatif , contohnya peperangan yang mengakibatkan kerusakan alam secara langsung. kerusakan alam yang lainnya seperti longgarnya aturan penegakan hukum bagi perambah hutan dan penjaraah hutan.

Bentuk interaksi sosial yang dapat disaksikan dalam kehidupan sehari-hari hanya dua kelompok besar yaitu bentuk interaksi yang bersifat asosiasif dan yang bersifat disosiasif . Bentuk asosiasif adalah interaksi sosial yang cenderung menimbulkan dampak untuk saling bekerjasama, saling menghargai dan saling memberi dan menerima. Adapun bentuk disosiasif menimbulkan persaingan, pertentangan dan pertikaian.

Bentuk pertentangan bermacam-macam mulai dari pertentangan pribadi, pertentangan rasial. Pertentangan antar kelas-kelas sosial,pertentangan politik,dan pertentangan yang bersifat internasional.Semua pertentangan menimbulkan keadaan lingkungan sosial yang tidak nyaman.

Dalam interaksi dengan lingkungan alam,manusia menempati posisi yang dominan karena manusia dikaruniai kemampuan budaya yang lebih bila dibandingkan dengan mahluk-mahluk lainya. Dengan kemampuan budayanya itu manusia mampu mengubah permukaan muka bumi Tentu saja setiap kelompok masyarakat memiliki tingkat budayanya masing-masing. Masyarakat yang telah maju dengan teknologi tinggi mampu memanfaatkan lingkungan bagi kemakmuran hidupnya. Kebalikanya,kelompok manusia yang berkemampuan budayanya masih terbatas,pemanfaatan daya lingkungannya juga terbatas.

Manusia menyadari bahwa lingkungan mempunyai interaksi antar komponen dan juga keterbatasan kemampuan ( daya lenting ) lingkungan. Usaha manusia untuk memperpanjang usia lingkungan hidup dikenal dengan penciptaan lingkungan hidup binaan yaitu berusaha membentuk, memodifikasi, atau mengelola lingkungan hidup. Tujuan agar lingkungan hidup dapat normal kembali seperti semula yaitu memiliki keseimbangan ekologi.
Prinsip penciptaan lingkungan hidup binaan misalnya melakukan reboisasi hutan, pengelolaan air limbah agar bersih kembali dan aman jika dibuang ke sungai.

Contoh yang sederhana dalam penciptaan lingkungan binaan misalnya penanaman pohon di lingkungan komplek perumahan agar udaranya leebih segar, terlihat asri dan nyaman Seharusnya manusia terus-menerus melakukan upaya lingkungan binaan. Namun kebanyakan, manusia tidak melakukannya sehingga banyak kerusakan lingkungan di mana-mana. Hutan lebat dibabat seenaknya tanpa memikirkan penanaman kembali. Air bersih dipakai untuk industri tekstil, setelah tercemar air tersebut dibuang ke sungai sehingga mencemari lingkungan.

Kegiatan manusia yang tidak menciptakan lingkungan binaan mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan alam. Bagaimana agar tidak rusak, manusia perlu merencanakannya dengan baik setiap akan membangun bangunan atau membuka hutanagar tidak mengganggu kelestarian lingkungan alami. Jika lingkungan binaan manusia tidak mampu mengembalikan keadaan lingkungan alami, lambat laun akan mempengaruhi keadaan sosial lingkungan sosial budaya manusia.

Comments